Budaya Makanan - Kaledo, Apem Boyolali, Roti Buaya, dan Ketupat Lebaran



Selamat malam semuanya! Pada post kali ini saya akan berbagi informasi mengenai budaya makanan yang ada di Indonesia. Seperti yang kita tahu, Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya ini terbagi menjadi beberapa unsur, salah satunya adalah makanan. Di Indonesia, banyak sekali terdapat makanan khas dari berbagai macam daerah yang memiliki keunikan tersendiri. Banyaknya makanan khas dari berbagai daerah ini dapat membuat masyarakat Indonesia kurang memahami makanan khas dari negaranya sendiri. Maka pada post kali ini saya akan berbagi sedikit informasi mengenai beberapa makanan khas yang ada di Indonesia, seperti kaledo, apem boyolali, roti buaya, dan ketupat lebaran.

Kaledo
Hasil gambar untuk kaledo

Kaledo merupakan singkatan dari Kaki Lembu Donggala merupakan makanan khas dari Kota Palu Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Kaledo merupakan sup daging atau sum-sum dari tulang dari kaki lembu yang disajikan bukan dengan ubi, namun sekarang ini kaledo banyak dibuat dari tulang sapi. Kaledo berasal dari bahasa Kaili (bahasa khas di Palu), Ka artinya keras, dan Ledo artinya tidak, sehingga dapat diartikan "tidak keras". Pada zaman dahulu, kaledo pernah menjadi sajian kehormatan dari para raja-raja di Lembah Palu untuk para bangsawan saat bertamu. 

Apem Boyolali
Gambar terkait
Apem boyolali merupakan kue yang memiliki bentuk mirip dengan serabi namun lebih tebal yang terbuat dari tepung beras, telur, santan, gula, dan tape. Kue apem ini sering digunakan pada upacara tradisi warga Boyolali yang biasa disebut dengan tradisi Gunungan Sebar Apem Kukus Keong Mas atau Saparan. Tradisi ini biasa dilakukan setiap tahun pada bulan Sapar di Kalender Jawa. Tradisi ini terjadi karena pagebluk atau ketika lahan pertanian yang ada di kawasan Pengging Banyudono diserang oleh hama keong mas. Setelah itu, Raden Ngabehi Yosodipuro meminta para petani untuk memasak apem dan membagikannya kepada masyarakat sekitar. Kemudian, lahan pertanian padi di kawasan tersebut bebas dari serangan hama keong. Tradisi ini masih dilestarikan oleh masyarakat sekitar untuk mengucap syukur dan sebagai ajang silaturahmi antar warga.

Roti Buaya
Hasil gambar untuk roti buaya
Roti Buaya merupakan roti berbentuk buaya yang sering ditemui pada upacara pernikahan masyarakat Betawi. Roti buaya ini menyimbolkan kesetiaan dalam pernikahan, karena buaya dipercaya hanya satu kali melakukan perkawinan dengan pasangannya. Selain itu, buaya juga melambangkan sifat sabar karena selalu sabar dalam menunggu mangsanya, serta melambangkan kemapanan. Umumnya, roti buaya ini mempunyai isian dengan berbagai rasa, seperti cokelat, keju, atau selai buah-buahan.

Ketupat Lebaran
Hasil gambar untuk ketupat lebaran
Ketupat atau kupat merupakan hidangan khas pada Hari Raya Idul Fitri. Ketupat berasal dari bahasa Jawa, yaitu Ngaku Lepat yang berarti mengakui kesalahan atau Laku Papat yang berarti empat tindakan (Lebaran, Luberan, Leburan, dan Laburan). Ketupat melambangkan berbagai kesalahan manusia yang dapat dilihat dari kerumitan bungkus ketupatnya, kesucian dan kebersihan hati setelah memohon ampun yang dilihat dari isi ketupat yaitu nasi putih, mencerminkan kesempurnaan yang dilihat dari bentuk ketupat yang sempurna, dan permohonan maaf karena umumnya disajikan dengan lauk bersantan maka sering disebut dengan kupa santen yang kemudian dibuat pantun menjadi "Kupa santen kulo lepat nyuwun ngapunten" yang berarti "saya salah mohon maaf".

Sekian untuk post kali ini, semoga bermanfaat!😊

Komentar

Postingan Populer